tag:blogger.com,1999:blog-988696437621878622023-11-15T10:46:23.504-08:00DuniaSarafDuniaSarafhttp://www.blogger.com/profile/16611985012775832703noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-98869643762187862.post-30468164094139626912008-11-25T23:57:00.000-08:002008-11-25T23:58:00.984-08:00Herbal untuk Saraf TerjepitOleh dokter, Badriah didiagnosis mengalami gangguan stroke. Nilai kolesterol baiknya (HDL) kecil, sedangkan kolesterol jahat (LDL) amat tinggi. Kadar trigliserida dan total kolesterolnya juga di atas ambang normal. Menurut Dr. Alfred Sutrisno, Sp.BS, penulis buku Stroke??? You Must Know Before You Get It!, kolesterol memang ikut berperan terhadap terjadinya kasus penyakit jantung dan stroke.<br /><br />Selain kolesterol yang tak terkontrol, stroke yang dialami Badriah juga akibat kadar gula darahnya cukup tinggi. Sayangnya, Badriah lupa menyebutkan kadar total kolesterol dan gula darahnya waktu terserang stroke.<br />Selain gangguan saraf di otak, Badriah juga mengalami parkinson. “Kedua tangan ini sering bergerak-gerak sendiri,” tuturnya. <br /><br />Setelah menjalani berbagai pengobatan tanpa hasil, suatu hari di bulan Juni, Ana, putrinya, melihat papan reklame Kedai Obat Herbal Nyo di daerah Meruya, Jakarta Barat, tempat Njo Swie Jan berpraktik pengobatan tradisional Cina. Ketika itu Ana berharap ibunya menemukan “jodoh pengobatan” atas penderitaan yang dialaminya.<br /><br />Ana lalu membawa ibunya berobat pada Njo Swie Jan. Lewat tangan Nyo, demikian praktisi ini biasa disapa, Badriah mendapatkan terapi pijat buka saraf dan ramuan herbal Cina.<br /><br /><b>Empat Kali</b><br />Meski kesembuhan stroke sifatnya individu, Badriah merasa beruntung bertemu Nyo. Setelah diterapi sebanyak empat kali dan rutin minum obat herbal Cina, ia mampu menggerakkan kedua kakinya kembali.<br /><br />Badriah juga sudah bisa secara mandiri pergi ke kamar mandi. Meski demikian, ia merasa perlu terus berobat pada Njo Swie Jan karena bicaranya belum selancar dulu.<br />Menurut Nyo, stroke tergolong penyakit yang sulit disembuhkan. Jika terjadi gangguan pada organ tubuh, seperti mulut, tangan, dan kaki, penderitanya tidak akan kembali hidup normal.<br /><br />Banyak orang menyebut pasien stroke tidak akan lama bertahan hidup. Meski begitu, tak sedikit pasien yang sembuh dari kelumpuhan, bahkan dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Semua bergantung pada faktor pencetus stroke dan cara penanganannya.<br /><br />Pada kasus Badriah, Nyo mengaktifkan kembali saraf-saraf motorik dengan teknik pijat, yang diberi nama terapi buka saraf. Pemijatan hanya dilakukan di daerah pinggang hingga ujung kaki.<br /><br />Namun, pada banyak kasus stroke, biasanya Nyo menusukkan jarum akupuntur di daerah bokong dan titik-titik persendian. Selain dengan terapi buka saraf, Nyo memberikan ramuan herbal Cina hasil racikannya sendiri.<br /><br />Herbal Cina yang diberikan Nyo kepada Badriah antara lain chang pu, xiao lang du, yang ti ye, ai ye, dan tou gu caou. Khasiat dari beberapa herbal itu, katanya, untuk menghilangkan angin dan melancarkan peredaran darah.<br /><br />Herbal itu sudah diblender dan dibentuk bulatan-bulatan. Pasien tinggal menelannya saja. “Saya minum ramuan herbal racikan Nyo 3x2 sehari. Alhamdulillah, 3 hari minum, saya sudah bisa berjalan,” ujar Badriah sumrigah.<br /><br /><b>Tulang Rawan</b><br />Di kliniknya, Nyo tak hanya mengobati gangguan stroke semata. Banyak pasien yang datang dengan keluhan kencing manis, parkinson, batu ginjal, asma, kanker, pengapuran, nyeri sendi, dan saraf terjepit.<br /><br />Secara khusus, untuk gangguan saraf terjepit di tulang belakang, awalnya Nyo akan melakukan deteksi rabaan. Perabaannya dengan menekankan kedua ibu jari tangan di tiap-tiap ruas tulang belakang, dari bawah ke atas. Bila ada gangguan di masing-masing ruas, ia akan merasakan adanya benjolan. Proses perabaan ini memakan waktu 10 menit.<br /><br />Setelah mengetahui daerah yang bermasalah, sejurus kemudian ia menanamkan 12 jarum akupuntur di daerah tulang rawan. Tulang rawan adalah rongga di antara persendian ruas-ruas tulang belakang. Cara penusukan jarum akupuntur inilah yang menjadi cirinya. Cuma sedikit terapis akupuntur yang melakukan penusukan seperti Nyo.<br /><br />Bapak dua anak ini menambahkan, penusukan di tulang rawan untuk mengecilkan pembengkakan yang terjadi akibat gangguan saraf terjepit dan melancarkan peredaran darah. Setelah 1 jam, jarum-jarum akupuntur dilepas. Selanjutnya, ia meresepkan ramuan tradisional Cina.<br /><br />“Beberapa bahan ramuan yang diberikan untuk kasus saraf terjepit adalah cula badak, niu wang, dan ginseng liar Cina. Semua bahan yang saya berikan sudah diblender jadi satu dan dibentuk bulat-bulat, yang harus diminum 3 x 2 sehari,” katanya.<br /><br />Selanjutnya, setiap seminggu sekali hingga enam kali pertemuan, pasien diminta untuk datang lagi kepadanya. Rata-rata, katanya, setelah enam minggu pasien mendapatkan kesembuhan.<br /><br />Sekali kunjungan, Nyo mematok harga Rp 200.000 untuk berbagai macam kasus. Sementara harga ramuan yang diresepkannya mencapai jutaan rupiah. Ia mengaku harga ramuan dan jasa yang ditawarkannya adalah yang termahal di Indonesia.<br /><br />http://www.gayahidupsehatonline.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=3&artid=245DuniaSarafhttp://www.blogger.com/profile/16611985012775832703noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-98869643762187862.post-67364301259227262502008-11-25T23:54:00.000-08:002008-11-25T23:56:12.229-08:00Waspadai Gangguan Sarafdari Sinar Harapan<br /><br />Kebanyakan pengendara motor memakai helm dimotivasi oleh peraturan lalu lintas, bukan kesadaran pribadi. Bayangkan kalau tiba-tiba saja terjadi kecelakaan. Bahkan sebuah helm sekali pun belum bisa menjamin pengendara motor selamat dari kecelakaan. Walau terhindar dari gegar otak, masih banyak luka lain yang bisa diderita.<br /><br />”Di Amerika Serikat (AS), kecelakaan motor merupakan salah satu penyebab paling besar terjadinya brachial plexus selain tertembak senjata api dan bawaan saat lahir,” jelas Prof.Dr. Daniel H.Kim, ahli bedah saraf dari Jurusan Bedah Saraf Stanford University, AS kepada pers pada Workshop Brain and Spine Managament di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk (RSPIK), Jakarta, Kamis(3/7).<br />Pengertian istilah branchial plexus sendiri adalah sebuah jaringan yang terbentuk oleh serat-serat yang berada di antara bahu dan leher. Dari sekian banyak gangguan saraf, brancihal plexus ini menempati urutan tertinggi di negeri Paman Sam tersebut, yakni 1.019 kasus sejak 1968-2000.<br />Kim menjelaskan, di AS biasanya penanganan kasus seperti kecelakaan motor yang menyebabkan orang tidak mampu menggerakkan tangannya, dilakukan oleh seorang dokter ahli saraf. ” Di sana tidak aneh kalau ahli saraf menangani pasien semacam itu. Memang tampaknya kasus itu lebih cocok ditangani ahli tulang, tapi tidak selalu,” tambah Kim. Ini disebabkan penyebab ketidakmampuan pasien menggerakkan tangannya lebih dipicu oleh gangguan saraf, bukan sekadar otot. Branchial plexus sendiri terkait dengan sumsum tulang belakang, salah satu sistem saraf pusat tempat di mana berbagai gerakan tubuh mendapat perintah motorik.<br />Selain kecelakaan, kasus branchial plexus bisa disebabkan pula oleh trauma saat lahir. Sebanyak 90 persen kasus branchial plexus pada anak-anak diakibatkan oleh penarikan yang berlebihan ketika seorang bayi lahir. Menurut portal kesehatan E-medicine.com, potensi penderita gangguan saraf ini adalah satu atau dua orang bayi dari sekitar 1.000 kelahiran. Dari jumlah itu 80 persennya bisa pulih dengan cara operasi.<br />Pemicu branchial plexus lain adalah tertembak, keseleo atau peregangan urat saraf, juga pasien penderita kanker yang menjalani terapi radiasi terlalu lama. Setiap kasus ini bisa pulih dengan jalan bedah saraf, di mana setiap fungsi saraf diperbaiki letak dan kondisinya. Kim berpendapat, waktu pemulihan yang diperlukan oleh setiap orang setelah operasi berbeda satu sama lain. Semakin muda usia pasien, makin cepat pula pulihnya. Ini karena sel saraf memiliki sifat regenerasi atau memperbarui diri sendiri. ” Pada anak-anak biasanya bisa pulih dalam tempo beberapa bulan saja. Tapi pada orang dewasa bisa beberapa tahun,” tambahnya.<br /><br />Tak Harus Bedah<br />Tindakan bedah tidak selalu harus diambil untuk menangani pasien branchial plexus. Masih bisa dilihat perkembangan kesehatannya sesuai dengan setiap kasus yang dihadapi. Pada kasus kecelakaan motor misalnya, bedah bisa ditunda hingga enam bulan untuk melihat apakah sel saraf bisa pulih dengan dibantu obat-obatan atau terapi fisiologi. Namun pada kasus tertembak atau terpotong sesuatu, bedah harus segera dilakukan bila memang langsung berhubungan dengan sel saraf yang rusak.<br />Di Indonesia, kasus branchial plexus tergolong banyak terjadi. Namun berdasar penuturan. Prof. Dr.Satyanegara,MD,Sp.BS, Senior Director RS PIK, belum ada data statistik khusus yang mencatat angkanya. Bisa jadi kasusnya lebih banyak dari yang diketahui.<br />” Sumsum tulang belakang merupakan pusat dalam otak. Untuk menggerakkan organ tubuh, otak memerintahkan jaringan tersebut dan menyampaikannya pada setiap bagian tubuh,” jelas Satranegara kepada pers dalam kesempatan serupa. Maka setiap terjadi kecelakaan yang mengenai sumsum tulang belakang bisa berakibat kelumpuhan. Yang menjadi kendala dalam penanganan kasus saraf di Indonesia adalah kerumitan sistem saraf manusia yang membuatnya sulit diketahui kelainannya.<br />Namun kini Indonesia mulai mengenal teknik operasi dengan mikroskop, sehingga bagian sel saraf terkecil sekali pun bisa terlihat jelas. ” Dengan begini maka bisa dibedakan dengan mudah mana saraf normal dan tidak normal, sehingga pembedahan bisa meminimalisir gangguan fungsi bagian saraf lain,” tutur Satya. Kendala lain adalah alat operasi yang ada di Indonesia mayoritas belum memiliki kadar sensitivitas setinggi alat operasi di negara maju.<br />Di RS PIK, kasus gangguan sumsum tulang belakang dalam satu tahun bisa terdapat tiga hingga lima kasus. Sedangkan gangguan saraf otak hampir ada setiap hari. Satya berpendapat, penyakit yang berhubungan dengan saraf di Indonesia masih belum tersosialisasi. Ketika seseorang mengeluh sakit kepala, ada banyak hal yang memicunya, salah satunya adalah gangguan saraf. Namun ia mengaku agak bingung mensosialisasikan penyakit saraf ini, sebab jika setiap sakit kepala selalu dicurigai sebagai kelainan saraf, maka bisa-bisa setiap orang dihantui ketakutan.<br />Dibanding dengan negara maju, rumah sakit yang menangani penyakit saraf masih sangat terbatas. Di Jepang misalnya, ada yang bernama ”Brain Doc”, yakni sebuah pusat pemeriksaan khusus otak. Dari pemeriksaan pusat-pusat saraf di Jepang, diketahui bahwa setiap 400-500 orang, enam persennya menderita kelainan pembuluh darah yang bisa berimbas stroke.<br />Gangguan saraf tidak selalu harus berakhir di kamar operasi. Pada kasus gangguan saraf ringan masih bisa tertolong dengan tindakan pemberian obat atau terapi fisiologi. Namun Satya menyarankan, begitu seorang pasien sudah memiliki gejala kelumpuhan, maka tindakan operasi harus segera dilakukan sebelum sistem saraf benar-benar rusak dan tak bisa dipulihkan. Sebab jika tidak maka pasien bisa menderita kelumpuhan selamanya.<br />Sampai saat ini kasus kelainan saraf yang ada di RS PIK sendiri 40 persennya adalah gangguan sumsum tulang belakang, 40 persen adalah tumor otak, 20 persen lagi adalah stroke akibat kelainan pembuluh darah. Kualitas pemulihan atau recovery yang dialami pasien tergantung pada kondisi setiap kasus. Seperti pada kasus tumor otak, sangat tergantung pada lokasi tumor itu berada. ” Biasanya pada kasus kelainan sumsum tulang belakang, pasien bisa pulang setelah menjalani rawat inap dua hari sehabis operasi. Tapi kalau tumor sumsum tulang belakang bisa dua minggu,” demikian Satya. Maka, jangan sesekali menyepelekan saraf. Walau dari luar tak kentara, tapi cukup vital fungsinya.(mer)DuniaSarafhttp://www.blogger.com/profile/16611985012775832703noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-98869643762187862.post-55613941046578590532008-11-25T23:51:00.000-08:002008-11-25T23:53:43.889-08:00<span style="font-weight: bold;">PENDAHULUAN</span><br /><br />Mata merupakan salah satu "panca indera yang penting bagi kehidupan kita sehari-hari. Suatu pengurangan fungsi indera penglihatan bahkan suatu kebutaan akan menyebabkan kerugian yang tidak temilai besarnya bagi seorang penderita. Sehingga suatu gangguan penglihatan yang datangnya secara<br />mendadak akan selalu mendorong penderita untuk segera me-meriksakan matanya kepada seorang dokter.<br />Sebab gangguan penglihatan yang mendadak sangat banyak. Bilamana ditinjau dari lamanya terjadi gangguan penglihatan, maka didapatkan gangguan penglihatan yang lama dan ganggu-an penglihatan yang bersifat hanya sebentar saja. Mengenai keadaan terakhir ini, sering penderita datang untuk memeriksa-<br />kan dirinya kepada seorang dokter saraf karena biasanya di- sertai dengan kelainan dalani berjalan (ataxia) atau sakit ke-pala.<br />Salah satu sebab timbulnya gangguan pcnglihatan menda-dak dan berlangsung hanya sebentar ialah "Papilloedema, Papilitis, Neuritis retrobelber ”<br /><br /><br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold;">PAPILOEDEMA</span><br /><br />Defenisi<br />Papilloedema adalah suatu pembengkakan yang bersifat non-inflamasi dari pada diskus optikus, dimana biasanya merupakan akibat dari kelainan yang letaknya di dalam tengkorak (cranium), orbita dan badan pada umumnya.Beberapa istilah yang dapat diterangkan sama denganpapilloedema ialah menurut<br />GRAEFE , (1860)dimana beliau menggunakan istilah "Stauungs oedema pada pembengkakan diskus optikus dengan eievasi melebihi 2 Dioptri.<br />Sedang PA RSON (1908) menggunakan istilah "Papilloedema”pada kasus-kasus dengan pembengkakan diskus optikus dengan elevasi lebih dari 2 Dioptri dan proses ini berhubungan dengan kenaikan tekanan intra kranial.Akhirnya istilah "Choked disc sering dipakai untuk menerangkan bahwa terjadi papilloedema yang berat dan disebabkan oleh tekanan intra kranial yang meningkat.<br /><br />ANATOMI<br />Diskus optikus (papilla N. Opticus) merupakan bagian dari nervus optikus yang terdapat intra okuler dimana dapat dilihat dengan pemeriksaan memakai alat Ophthalmoscope.<br />Adapun bagian-bagian dari Nervus Optikus yang mempunyai<br />panjang 50,0 mm itu adalah sebagai berikut (3,5) :<br />· Bagian intra okuler sepanjang 0,70 mm<br />· Bagian intra orbita sepanjang 33,00 mm<br />· Bagian intra kanalikuler sepanjang 6,00 mm<br />· Bagian intra kranial sepanjang 10,00 mm<br />Ncrvus Optikus ini muncul dari belakang bola mata (orbita)melalui lubang pada sclera dengan diameter sekitar 1,50 mm.Sedang letak dari pada diskus optikusnya berada sekitar 0,3mm di bawah dan 1,0 mm disebelah nasal fovea centrales.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PATOGENESIS : </span><br /><br />Sampai sekarang masih belum jelas benar akan mekanisme pembentukan papilloedema, tetapi beberapa sarjana telah berusaha untuk menerangkannya dengan berbagai macam te-<br />ori. Yang dapat disebutkan disini ialah ·<br />Adanya penyumbatan pada bagian belakang dari nervus optikus yang disebabkan oleh konstriksi vena yang melewati ruang intra-vaginal. Penyempitan ini terjadi akibaI kenaikan tekanan intra kranial . Teori ini<br />untuk pertama kali dikemukakan oleh SCHWALBE :<br />Tekanan cairan otak (cerebro spinal) yang meningkat,akan menekan sepanjang ruang peri-vaskuler dari pembuluh darah serabut-serabut saraf dan akan meresap ke dalam saraf dan disklis optikus .·<br />BEHR berpendapat bahwa pada saraf normal akan terjadi pengaliran cairan kebelakang sepanjang nervus optikus. Papilloedema akan terjadi bilamanaada hambatan pengaliran cairan tersebut.<br />MA RCHESANI (1930 -- 1931) mengatakan bahwa timbulnya papilloedema adalah karena proscs pembengkakan dari bagian-bagian otak dan akan menialar ke diskus optikus.·<br />WATKINS, WAGENERdan BROWN beranggapan bahwa papilloedema timbul karena reaksi lokal dari jaringan<br />saraf optikus terhadap anoxaemia akibat hilangnya darah (pada penderita dengan Thrombocytopenic<br />purpura).Berdasarkan terori-teori yang telah disebutkan di atas, maka WOLINTZ menarik kesimpulan bahwa pathogenesa papilloedema disebabkan beberapa faktor yaitu : anatomi; vaskuler;mekanis dan metabolik. Walaupun sarjana tersebut condong untuk menyatakan bahwa salah satu faktornya ialah kenaikan tekanan intra kranial, dimana kenaikan tersebaut akan menyebabkan pembendungan sirkulasi kapiler pada lamina cribrosadan diskus optikus.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PENYEBAB PAPILLOEDEMA</span><br /><br />WOLINTZ menyebutkan pembagian penyebab papilloedema meniadi empat golongan besar yaitu :<br />Kenaikan Tekanan Intra Kranial :(i) Tumor Otak,<br />terutama yang letaknya infra tentorial seperti : tumor cerebellum(otak kecil), tumor pada ventrikel ke-IV, tumor pada fossacranii anterior dan medius, craniopharyngioma, dan lain-lain.<br />Hypertensi Intra Kranial Yang Benigna/Pseudo Tumor<br />Cerebri :<br />(i) thrombosis vena intra kranial, (ii) gangguan endokrin seperti : Addison s disease, Cushings disease, kelainan Ovarium (menstruasi, obesitas, kehamilan dan lain-lain).(iii) absces otak. (iv) subarachnoid/sub-dural haemorrhage.(v) hydrocephallus.<br /><br />Penyakit-Penyakit Pada Orbita :<br />tumor dari nervus optikus,<br />thyroid ophthalmopathy.<br />Penyakit-Penyakit Pada Mata :<br />glaucoma akut, hypotoni<br />oleh karena rudapaksa, operasi atau uveitis.<br />Penyakit-Penyakit Sistemik :<br />hypertensi yang maligna,<br />blood dyscrasia, anaemia dan pulmonary insufficiency.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">GEJALA DAN TANDA</span><br /><br />Gejala :<br />Seringkali gejala yang dikeluhkan seorang penderita dengan papilloedema adalah ringan sekali atau malahan tanpa disertai keluhan sama sekali. Bilamana ada keluhan, maka ini dapat berupa sakit kepala, muntah-muntah dan gangguan dalam berjalan. Gangguan di atas mendorong penderita untuk<br />memeriksakan dirinya ke dokter terutama dokter saraf.Keluhan lainnya berupa gangguan penglihatan yaitu tiba-tibamata menjadi kabur dan dalam tiga sampai lima detik penderita sudah membaik lagi. Akan tetapi bilamana proses sudah berjalan lama, maka gangguan penglihatannya sangat berat dan nyata.<br />Tanda-Tanda :<br />Tanda-tanda yang ditemukan seringkali merupakan tanda-tanda gabungan antara tanda neurologis dan<br />tanda ophthalmologis, walaupun tanda dari bagian sarafnya lebih menyolok. Tanda neurologis yang sering dijumpai adalah : Ataxia, hemiparese atau hemiplegia, parese dan paralyse saraf-saraf kranial<br />yaitu : nervus kc V, VI, VII ; kejang, occipital headache, aphasia, anosmia, deafness dan tinnitus, Foster Kennedy dan lain lain. Tanda ophthalmologis yang ditemukan ialah : Bilateral/uni-lateral papilloedema, parese dan paralyse N. III., N. IV., N.VI, nystagmus, lagophthalmos, hemianopsia dan gangguan penglihatan.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">PADA PEMERIKSAAN OPHTHALMOSCOPI</span><br /><br />Akan didapatkan kelainan :<br />BATAS PAPIL KABUR :<br />Kekaburan dari batas papil ini dimulai pada bagian atas dan bawah, selanjutnya akan menjalar kebagian nasal . Sedang batas papil bagian temporal biasanya masih baik dan paling terakhir menjadi kabur. Secara ophthalmoscopi ini berakibat diameter diskus optikus menjadi lebih besar. HYPERAEMIPAPII.<br />Keadaan ini merupakan tanda yang paling dini dari adanya papilloedema. Hal di atas disebabkan karena dilatasi kapiler, sedangkan bila terdapat dilatasi dan oedema bersama-sama maka akan berwarna merah<br />abu-abu<br />ELEVASI PAPIL.<br />Tinggi elevasi dari papil dapat ditentukan dengan membandingkan pembuluh darah papil yang terlihat jelas dengan melihat terang pembuluh darah retina. Elevasi ini diukur dengan Dioptri (biasanya lebih dari 2 Dioptri). Untuk menghindari akomodasi pemeriksa dianj urkan memakai lensa positif terkuat atau negatif terlemah<br />Interpretasinya :<br />· pada mata yang phakic/ada lensanya, maka 3 Dioptri sesuai dengan 1,0 mm.<br />· pada mata aphakic/tanpa lensa, maka 2 Dioptri sesuai dengan 1,0 mm.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">DIAGNOSA BANDING</span><br /><br />PAPILLITIS ,NEURITIS RETROBULBER<br />Biasanya terjadi unilateral. Tajam penglihatan sangat terganggu secara cepat dan berat, adaptasi sinar sangat terganggu/reaksi pupil terganggu. Didapatkan adanya perivascular sheath dan elevasi papil<br />kurang dari 3 Dioptri. Blind spot melebar dan terdapat central scotoma. Didapatkan juga mild hyperfluorescein dengan atau tanpa kebocoran.<br /><br /><br />PSEUDO PAPILLOEDEMA.<br />Biasanya bilateral dan congenital, tajam penglihatan menurun tapi masih dapat dikoreksi.Seringkali pada hypermetropia dengan elevasi papil mencapai 6 Dioptri. Tidak ditemukan adanya pembengkakan, eksudat<br />dan perdarahan dan tidak ditemukan kebocoran dan perembesan fluorescein diluar papil. Penyebabnya adalah : myelinated nerve fibres, drusen,erescent (congenital, myopia), coloboma dan neoplasma pada<br />diskus optikus.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PENGOBATAN</span><br /><br />Pengobatan selalu ditujukan pada penyebabnya yaitu dengan menurunkan tekanan intra kranial oleh seorang dokter saraf atau bedah otak. Bilamana hypertensi yang menjadi faktor penyebab, maka tekanan darah harus diturunkan dengan obat-obatan oleh seorang ahli penyakit dalam. Setelah penyebab papillocdema tclah dihilangkan, maka papilloedema akan mereda dengan batas papil mulai jelas kcmbali bahkan kadang-kadang tanpa meninggalkan bekas<br />.<br />PROGNOSA (3):<br /><br />Papilloedema yang telah lama mempunyai prognosa yang jelek bagi penglihatan karena timbulnya penyempitan konsentris dari yojana penglihatan yang progresif. Penanggulangan yang kurang cepat dan tepat akan menjurus pada papil atrofi. Bilamana papilloedema timbul secara cepat maka ini akan merupakan tanda prognosa kurang baik. Papilloedema dengan elevasi lebih dari 5 Dioptri, disertai de-<br />ngan perdarahan dan eksudat yang banyak akan memperjelek prognosa penglihatan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PAPILITIS </span><br /><br />Papilitis (Neuritis Optikus) adalah peradangan pada ujung saraf optik yang masuk ke dalam mata.<br />Palpitis bisa terjadi akibat berbagai keadaan, meskipun penyebabnya yang pasti tidak dapat ditentukan. Pada penderita yang berusia diatas 60 tahun, kemungkinan penyebabnya adalah arteritis temporalis.<br />Papilitis juga bisa terjadi karena virus dan penyakit kekebalan. Papilitis biasanya hanya menyerang satu mata, tetapi tidak tertutup kemungkinan kedua mata akan terkena. Gejalanya berupa penurunan fungsi penglihatan, yang bervariasi mulai dari bintik buta yang kecil sampai kebutaan total yang terjadi dalam waktu 1-2 hari. Penderita bisa merasakan nyeri atau tidak sama sekali.<br />Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:<br />- pemeriksaan lapang pandang<br />- pemeriksaan olftalmoskop<br />- pemeriksaan respon refleks pupil<br />- CT scan atau MRI mata.<br />Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.<br />Kortikosteroid sering diberikan sebagai pengobatan awal.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">NEURITIS RETROBULBER </span><br /><br />Neuritis Retrobulber adalah peradangan pada bagian dari saraf optikus yang terletak tepat di belakang mata. Biasanya kelainan ini hanya menyerang satu mata.<br />Penyebab tersering adalah sklerosis multipel.<br />Kadang penyebabnya tidak diketahui. Dengan segera akan terjadi penurunan fungsi penglihatan dan jika mata digerakkan akan timbul nyeri.<br />Sekitar 50% kasus menunjukkan perbaikan dalam waktu 2-8 minggu meskipun tanpa pengobatan.<br />Penglihatan kabur di pusat lapang pandang kadang menetap dan sering terjadi kekambuhan, terutama jika penyebabnya adalah sklerosis multipel.<br />Setiap kekambuhan akan memperburuk fungsi penglihatan.<br />Saraf optikus bisa mengalami kerusakan permanan dan kadang serangan berulang menyebabkan kebutaan total.<br />Pengobatan tergantung kepada penyebabnya dan biasanya diberikan kortikosteroid.<br /><br /><br /><br />Penyebab Palpitis & Neuritis Retrobulber<br />1.Sklerosis multipel<br />2.Penyakit virus<br />3.Arteritis temporalis dan peradangan arteri lainnya<br />4.Keracunan bahan kimia (misalnya timah hitam, metanol)<br />5.Tumor yang telah menyebar ke saraf optikus<br />6.Reaksi alergi terhadap sengatan lebah<br />7.Meningitis<br />8.Sifilis<br />9.Uveitis<br />10.Arteriosklerosis.<br /><br />http://zulkiflithamrin.blogspot.com/2007/05/kelainan-saraf-optikus.html<br /></span>DuniaSarafhttp://www.blogger.com/profile/16611985012775832703noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-98869643762187862.post-51386277638187156712008-11-25T23:29:00.000-08:002008-11-25T23:30:48.800-08:00Sistem Saraf Tepi<span style="font-family:Times Roman;font-size:100%;color:#000000;"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;">Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat. </span></span> <p align="center"><img src="http://kambing.vlsm.org/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-9e.jpg" height="523" width="380" /></p> <p align="center"><span style="font-family:Times Roman;font-size:100%;color:#000000;"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;"><i><span style="font-size:78%;">Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya</span></i></span></span></p> <p align="justify"><b><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">1. Sistem Saraf Sadar</span></b></p> <p align="justify"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. </span></p> <p align="justify"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:</span></p> <p align="justify"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <ol><li>Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8<br /> </li><li> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12</span></li><li><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.</span></li></ol> </span> </p> <p align="justify"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">Gambar 2<br /> Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial</span></p> <p align="justify"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> </span><span style="font-family:Times Roman;font-size:100%;color:#000000;"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;">Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.</span></span></p> <p align="justify"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor. </span> </p> <p align="justify"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>pleksus. </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut. </span> </p> <p><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>a. Pleksus cervicalis </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian </span><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">leher, bahu, dan diafragma.<br /> </span><i><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">b</span></i><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">.<i>Pleksus brachialis </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> mempengaruhi bagian tangan. </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i><br /> c. Pleksus Jumbo sakralis </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.</span></p> <p> </p> <p><span style="font-family:Times Roman;font-size:100%;color:#000000;"><b><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;">2. Saraf Otonom</span></b></span></p> <p> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>pra ganglion </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>post ganglion.</i> </span> </p> <p align="justify"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>simpatik </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> dan sistem saraf </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>parasimpatik. </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>pra ganglion pendek, </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>pra ganglion </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> yang </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>panjang </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. </span> </p> <p align="justify"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.</span> </p> <p><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <b><i>Tabel Fungsi Saraf Otonom</i></b></span></p> <table border="1" width="100%"><tbody><tr> <td height="28" width="51%"> <div align="center"><b><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">Parasimpatik</span></b></div> </td> <td height="28" width="49%"> <div align="center"><b><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">Simpatik</span></b></div> </td> </tr> <tr> <td width="51%"> <ul><li><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">mengecilkan pupil</span></li><li><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">menstimulasi aliran ludah</span></li><li><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">memperlambat denyut jantung</span></li><li><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">membesarkan bronkus</span></li><li><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan</span></li><li><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">mengerutkan kantung kemih</span></li></ul> </td> <td width="49%"> <ul><li><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">memperbesar pupil</span></li><li><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">menghambat aliran ludah</span></li><li><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">mempercepat denyut jantung</span></li><li><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">mengecilkan bronkus</span></li><li><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">menghambat sekresi kelenjar pencernaan</span></li><li><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">menghambat kontraksi kandung kemih</span></li></ul></td></tr></tbody></table>DuniaSarafhttp://www.blogger.com/profile/16611985012775832703noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-98869643762187862.post-71779898627835009142008-11-25T23:28:00.000-08:002008-11-25T23:29:17.466-08:00Terjadinya Gerak Biasa dan Gerak Refleks<span style="font-family:Times Roman;font-size:100%;color:#000000;"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;">Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.</span></span> <p align="justify"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. </span></p> <p align="justify"><span style="font-family:Times Roman;font-size:100%;color:#000000;"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;">Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. </span></span> </p> <p align="justify"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>lengkung refleks. </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut. </span></p> <p align="center"><i><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:78%;"><img src="http://kambing.vlsm.org/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-9c.jpg" height="183" width="300" /></span></i></p> <p align="center"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:78%;"><i><span style="color:#000000;">Gbr. Lengkung refleks yang menggambarkan mekanisme<br /> jalannya impuls pada lutut yang dipukul</span></i></span></p>DuniaSarafhttp://www.blogger.com/profile/16611985012775832703noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-98869643762187862.post-63996481589394261412008-11-25T23:27:00.001-08:002008-11-25T23:27:36.508-08:00Mekanisme Pengantar Impuls<span style="font-family:Times Roman;font-size:100%;color:#000000;"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;">Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut. </span></span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <b>1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf<br /> </b> </span> <p align="justify"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada wak</span><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">tu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>(depolarisasi) </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya </span><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">selubung mielin.</span></p> <p align="justify"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> 1/500 </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> sampai 1/1000 detik. </span> </p> <p align="justify"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf. </span> </p> <p align="justify"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>(threshold) </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.</span></p> <p align="justify"><span style="font-family:Times Roman;font-size:100%;color:#000000;"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;"><b>2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis</b></span></span></p> <p align="justify"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>sinapsis. </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>vesikula sinapsis. </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>pra-sinapsis. </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>post-sinapsis. </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>neurotransmitter </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran <i>post-sinapsis</i>. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran <i>post-sinapsis</i>. </span> </p> <p align="justify"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.</span></p> <p align="center"><img src="http://kambing.vlsm.org/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-9b.jpg" height="204" width="400" /></p> <p align="center"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <span style="font-size:78%;"><i>Gbr. </i></span></span><span style="font-size:78%;"><i><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;color:#000000;">Lokasi, anatomi, dan cara kerja sinapsis</span></i></span></p>DuniaSarafhttp://www.blogger.com/profile/16611985012775832703noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-98869643762187862.post-63754948391189699032008-11-25T23:25:00.001-08:002008-11-25T23:25:33.328-08:00Sel Saraf<span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>Reseptor </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>Efektor </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. </span> <p><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"><b>SEL SARAF</b></span><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"><br /> </span> </p> <p align="justify"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. </span> </p> <p><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> </span> <b><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i> Struktur Sel Saraf</i></span></b></p> <table border="0" width="100%"> <tbody><tr valign="top"> <td width="85%"> <p><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>dendrit </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> dan </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>akson (neurit). </i></span></p> <p><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. </span></p> <p><img src="http://kambing.vlsm.org/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-9a-2.jpg" height="148" width="335" /></p> <p align="center"><i><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:78%;">Gbr. <span style="color:#000000;">Akson yang diperbesar</span></span></i></p> </td> <td width="15%"> <p><img src="http://kambing.vlsm.org/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-9a-1.jpg" height="217" width="200" /></p> <p align="center"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"><i><span style="font-size:78%;">Gbr. Struktur Sel Saraf</span></i></span> </p> </td> </tr> </tbody></table> <p><span style="font-family:Times Roman;font-size:100%;color:#000000;"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;">Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut </span></span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>mielin </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>Sel Schwann </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>neurilemma. </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>nodus Ranvier, </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls. </span> </p> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> </span> <p align="justify"> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).</span></p> <table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tbody><tr valign="top"> <td height="95" width="5%"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"><i>1.</i></span></td> <td height="95" width="95%"> <p><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"><i><b>Sel saraf sensori</b><br /> <br /> </i></span><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>(ensefalon) </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> dan sumsum belakang </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>(medula spinalis). </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).</span></p> </td> </tr> <tr valign="top"> <td width="5%"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"><i>2.</i></span></td> <td width="95%"> <p><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"><i><b>Sel saraf motor<br /> </b><br /> </i></span><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.</span></p> </td> </tr> <tr valign="top"> <td width="5%"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"><i>3.</i></span></td> <td width="95%"> <p><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"><i><b>Sel saraf intermediet<br /> </b><br /> </i></span><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;">Sel saraf intermediet disebut juga </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>sel saraf asosiasi. </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.</span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p><span style="font-family:Times Roman;font-size:100%;color:#000000;"><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;">Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk </span></span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>urat saraf. </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>ganglion </i> </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> atau simpul </span> <span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:85%;color:#000000;"> <i>saraf.</i></span></p> <p align="center"><img src="http://kambing.vlsm.org/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-9a-3.jpg" height="197" width="200" /></p> <p align="center"><i><span style="font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;font-size:78%;color:#000000;">Gbr. Struktur ganglion gabungan fari badan sel saraf</span></i></p>DuniaSarafhttp://www.blogger.com/profile/16611985012775832703noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-98869643762187862.post-21953965157069348672008-11-25T23:19:00.000-08:002008-11-25T23:23:39.097-08:00Tulang Belakang dan Saraf<p align="center"><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-size:100%;" ><strong>TULANG BELAKANG DAN SARAF</strong></span><br /> <span style="color: rgb(0, 0, 102);font-size:85%;" ><strong>Pengaruh Saraf Tulang Belakang dan Gejalanya pada Organ Tubuh</strong></span></p> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tbody><tr> <td bg="" style="color: rgb(0, 0, 0);" width="23%"><div align="center"><strong><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Tulang Belakang Manusia</span><br /></strong></div><br /></td> <td bg="" style="color: rgb(255, 204, 0);" width="46%"><div align="center"><strong><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-size:85%;" >Bagian dalam Tubuh Manusia</span></strong></div></td> <td bg="" style="color: rgb(0, 0, 0); text-align: center;" width="31%"><span style="font-weight: bold;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Gejala dan Pengaruh</span></span><br /></td></tr></tbody></table><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" height="526" width="100%"><tbody><tr> <td rowspan="26" align="left" valign="top" width="19%"><img src="http://www.ristek.go.id/file_upload/lain_lain/nuga/nuga2.jpg" height="538" width="188" /></td> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">1C</div></td> <td colspan="2" align="left" height="26" valign="middle">Aliran Darah ke Otak, Kulit kepala, Tulang Muka, Otak, Saraf Simpatetis Kronis, Empyema, Hidung </td> <td align="left" valign="middle">Insomnia, Darah Tinggi, Amnesia, Pusing-pusing, Lemah Saraf, Kelelahan, Migrain. </td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle" width="4%"> <div align="center">2C</div></td> <td colspan="2" align="left" height="18" valign="middle">Mata, Saraf Mata, Telinga, Saraf Pendengaran, Leher, Arteri, Vena, Dahi </td> <td align="left" valign="middle" width="31%">Mata Juling, Sakit Telinga, Tuli, Sinusitis </td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">3C</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle">Pipi, Pangkal Telinga, Gigi, Tulang Muka </td> <td align="left" valign="middle">Nyeri Saraf, Radang Saraf, Jerawat, Eksim </td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">4C</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle">Hidung, Bibir, Mulut </td> <td align="left" valign="middle">Flu, Sakit Telinga, Radang Tenggorokan, Amandel </td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">5C</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Pita Suara </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left"> Pita Suara Bronkhitis </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">6C</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Otot Leher, Pundak, Amandel </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Nyeri Leher dan Pundak, Nyeri Lengan atas, Amandel, Sesak Nafas, Batuk Kronis </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">7C</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Kelenjar Gondok, Siku Tangan, Tulang Pundak </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Demam </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">1T</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left"> Kerongkongan, Siku Pergelangan Tangan,<br /> Jari,Tenggorokan<br /> </div></td> <td rowspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Asma, Batuk, Sesak Nafas, Tangan Kesemutan </div> </td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">2T</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Jantung dan Arteri Jantung </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">3T</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Paru-paru, Trakea, Kantong Paru-paru </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Sakit Mata, Radang Paru-paru, Radang Trakea, Demam </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">4T</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Empedu </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Sakit kuning, Herpes </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">5T</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Lever Peredaran Darah</div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Demam, Masalah Tekanan Darah, Gangguan Peredaran Darah, Radang Sendi</div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">6T</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Lambung </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Gangguan Pencernaan </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">7T</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Pankreas, Usus Dua Belas Jari </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Radang Lambung </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">8T</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Limpa </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Daya Penyembuhan Alami Berkurang </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">9T</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Kelenjar Adrenalin, Ginjal </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Alergi, Penyakit Kulit </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">10T</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Ginjal</div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left"> Gangguan Ginjal, Lelah Kronis, Pengerasan Arteri, Radang Ginjal </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">11T</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Ginjal dan Ureter </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Jerawat, Eksim, Sakit Kulit </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">12T</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Usus Kecil, Sistem Peredaran Limpa </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Rematik, Perut Kembung, Mandul</div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">1L</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Usus Besar </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Sembelit, Radan Usus Besar, Diare</div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">2L</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left"> Usus Buntu, Perut, Daerah Paha </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Keram Otot, Sesak Nafas </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">3L</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Organ Reproduksi, Rahim, Kantong Kencing, Lutut Kaki </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Sakit Kandung Kemih, Nyeri Haid, Keringat Dingin Waktu Tidur, Depresi, Keguguran, Encok Sendi </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">4L</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Kelenjar Prostat, Encok Pinggul, Daerah Lutut </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Encok Pinggul, Sakit Pinggang, Kencing Tidak Lancar, Nyeri Punggung </div></td> </tr> <tr> <td align="center" valign="middle"> <div align="center">5L</div></td> <td colspan="2" align="left" valign="middle"><div align="left">Bagian Luar Kaki, Nyeri Daerah Kaki Bawah atau Engkel </div></td> <td align="left" valign="middle"><div align="left">Gangguan Peredaran Darah di Kaki (Dingin), Bengkak Pergelangan Kaki, Nyeri Daerah Kaki </div></td> </tr> <tr> <td rowspan="2" align="left" valign="top"><div align="left"> </div><br /></td> <td align="left" valign="middle" width="18%">Tulang Pinggul</td> <td align="left" valign="middle" width="28%">Reproduksi Rahim, Tulang Pinggu, Pantat</td> <td rowspan="2" align="left" valign="baseline"> <div align="left"><br /> Penyakit Kelenjar, Prostat, Tulang Membengkak, Penyakit Rahim, Wasir, Radang Anus, Nyeri Tulang Ekor Waktu Duduk </div></td> </tr> <tr> <td align="left" height="14" valign="middle">Tulang Ekor</td> <td align="left" valign="middle">Anus, Tulang Ekor</td></tr></tbody></table>DuniaSarafhttp://www.blogger.com/profile/16611985012775832703noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-98869643762187862.post-79761117537418243542008-11-25T23:12:00.000-08:002008-11-25T23:16:52.234-08:00Sistem Saraf Pusat<p style="text-align: justify;"><b>Sistem saraf pusat</b> meliputi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Otak" title="Otak">otak</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latin" title="Bahasa Latin">Latin</a>: '<b>ensefalon'</b>) dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulang_belakang" title="Sumsum tulang belakang">sumsum tulang belakang</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latin" title="Bahasa Latin">Latin</a>: '<b>medula spinalis'</b>). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput <i>meninges</i>. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut <i>meningitis</i>.</p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:</p><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;"><li><i><b>Durameter</b></i>; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.</li><li><i><b>Araknoid</b></i>; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan <i>serebrospinalis</i>; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.</li><li><i><b>Piameter</b></i>. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.</li></ol><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:</p><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;"><li>badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (<i>substansi grissea</i>)</li><li>serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (<i>substansi alba</i>)</li><li>sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat</li></ol><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;">Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (<i>korteks</i>) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><span style="font-weight: bold;">OTAK<br /></span><p>Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.</p> <ul><li><b>Otak besar</b> (<i>serebrum</i>) <dl><dd>Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.</dd><dd>Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.</dd></dl> </li></ul> <ul><li><b>Otak tengah</b> (<i>mesensefalon</i>) <dl><dd>Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.</dd></dl> </li></ul> <ul><li><b>Otak kecil</b> (<i>serebelum</i>) <dl><dd>Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.</dd></dl> </li></ul> <ul><li><b>Sumsum sambung</b> (<i>medulla oblongata</i>) <dl><dd>Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.</dd><dd>Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.</dd></dl> </li></ul> <ul><li><b>Jembatan varol</b> (<i>pons varoli</i>) <dl><dd>Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.</dd></dl> </li></ul><br /><span style="font-weight: bold;">Sumsum Tulang Belakang<br /><br /></span>Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (<i>asosiasi konektor</i>) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motorDuniaSarafhttp://www.blogger.com/profile/16611985012775832703noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-98869643762187862.post-10770612594770526712008-11-25T23:07:00.000-08:002008-11-25T23:10:40.784-08:00Sistem Saraf<p style="text-align: justify;"><b>Sistem saraf</b> pada hewan mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk dan juga menghentikan masukan dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen utama dalam sistem saraf adalah neuron dan saraf, yang memainkan peranan penting dalam koordinasi. Pada makhluk yang tidak memiliki otak, sistem saraf tidak menghasilkan atau menjalankan pikiran, gerakan dan emosi (lumpuh).<br /></p><div style="text-align: justify;">Sistem saraf pada manusia dibagi menjadi tiga, yaitu saraf otak, saraf sumsum tulang belakang, dan saraf tepi. Saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang adalah saraf pusat. Pada saraf tepi, saraf menghubungkan antara saraf pusat dengan indera dan otot. Saraf otak ibarat chip dalam komputer. Sistem saraf sendiri merupakan cabang dari sistem koordinasi selain sistem hormon dan sistem otot.</div><p style="text-align: justify;"></p> <p><br /></p>DuniaSarafhttp://www.blogger.com/profile/16611985012775832703noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-98869643762187862.post-89801503152468166712008-11-25T23:00:00.001-08:002008-11-25T23:05:54.756-08:00Saraf / Nerve<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a7/Nerves_of_the_left_upper_extremity.gif/250px-Nerves_of_the_left_upper_extremity.gif"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 250px; height: 477px;" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a7/Nerves_of_the_left_upper_extremity.gif/250px-Nerves_of_the_left_upper_extremity.gif" alt="" border="0" /></a><b><span style="font-size:78%;"> (Bahasa Indonesia)</span> <br /> Saraf</b> adalah serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem saraf pusat (yakni otak dan sumsum tulang belakang) dan antar bagian sistem saraf dengan lainnya. Saraf membawa impuls dari dan ke otak atau pusat saraf. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Neuron" title="Neuron" class="mw-redirect">Neuron</a> kadang sisebut sebagai <i>sel-sel saraf</i>, meski istilah ini sebenarnya kurang tepat karena banyak sekali neuron yang tidak membentuk saraf.<br /> Saraf adalah bagian dari <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sistem_saraf_periferal&action=edit&redlink=1" class="new" title="Sistem saraf periferal (belum dibuat)">sistem saraf periferal</a>. <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saraf_aferen&action=edit&redlink=1" class="new" title="Saraf aferen (belum dibuat)">Saraf aferen</a> membawa sinyal sensorik ke sistem saraf pusat, sedangkan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saraf_eferen&action=edit&redlink=1" class="new" title="Saraf eferen (belum dibuat)">saraf eferen</a> membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls saraf, atau disebut <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Potensial_akson&action=edit&redlink=1" class="new" title="Potensial akson (belum dibuat)">potensial akson</a>.</div><br /><p></p><span style="font-size:78%;"><span style="font-weight: bold;">(English)<br /></span></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:78%;"><span style="font-weight: bold;"> </span></span>A <b>nerve</b> is an enclosed, cable-like bundle of <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Peripheral_nervous_system" title="Peripheral nervous system">peripheral</a> <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Axon" title="Axon">axons</a> (the long, slender projections of <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Neuron" title="Neuron">neurons</a>). A nerve provides a common pathway for the <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Electrochemical" title="Electrochemical" class="mw-redirect">electrochemical</a> <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Nerve_impulse" title="Nerve impulse" class="mw-redirect">nerve impulses</a> that are transmitted along each of the axons. Nerves are found only in the <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Peripheral_nervous_system" title="Peripheral nervous system">peripheral nervous system</a>. In the <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Central_nervous_system" title="Central nervous system">central nervous system</a>, the analogous structures are known as <a href="http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Neural_tract&action=edit&redlink=1" class="new" title="Neural tract (page does not exist)">tracts</a>.<sup id="cite_ref-Marieb_1-0" class="reference"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Nerve#cite_note-Marieb-1" title=""><span></span></a></sup> </div><p style="text-align: justify;">Neurons are sometimes called <i>nerve cells</i>, though this term is technically inaccurate since many neurons do not form nerves, and nerves also include non-neuronal <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Schwann_cells" title="Schwann cells" class="mw-redirect">Schwann cells</a> that coat the axons in <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Myelin" title="Myelin">myelin</a>.</p>DuniaSarafhttp://www.blogger.com/profile/16611985012775832703noreply@blogger.com0